FACEBOOK | TWITTER | BLOGSKINS | CONTACT
Profile

Recent Posts

making-sweetness Sakramen-Sakramen
making-sweetness TRI HARI SUCI
making-sweetness "Homili Bukan Talkshow" by Pastor Jacobus Tarigan Pr.
making-sweetness MARS MISDINAR SANTO GABRIEL
making-sweetness Macam-Macam Minyak Suci
making-sweetness Peralatan - Peralatan Ekaristi
making-sweetness Definisi Misdinar
making-sweetness Santo Tarsisius . . . Pelindung Putera-Puteri Altar

Archives

making-sweetness Agustus 2011

Credits

Layout coded by F-lyingheartsx3. edited by hendy

making-sweetness Sakramen-Sakramen
Jumat, 12 Agustus 2011 making-sweetness Back to the top

1. Sakramen Baptis
2. Sakramen Tobat
3. Sakramen Ekaristi
4. Sakramen Krisma (Penguatan)
5. Sakramen Imamat
6. Sakramen Pernikahan
7. Sakramen Perminyakan.

Sakramen Tobat,Sakramen Ekaristi dan Sakramen Perminyakan dapat diterima lebih dari sekali.

catatan : 
Syarat menjadi seorang misdinar adalah : sudah menerima sakramen BAPTIS dan sudah KOMUNI PERTAMA ( Sakramen Ekaristi)

making-sweetness POSTED BY Name AT 05.47 | 0 Komentar

making-sweetness TRI HARI SUCI

Tri hari suci terdiri dari :

Label:

making-sweetness POSTED BY Name AT 05.40 | 0 Komentar

making-sweetness "Homili Bukan Talkshow" by Pastor Jacobus Tarigan Pr.

Dalam liturgi Katolik, khususnya dalam Perayaan Ekaristi, ada bagian homili setelah bacaan Injil. Dalam dokumen-dokumen resmi Gereja, dipakai kata homili dan bukan khotbah. Homili diambil dari bahasa Yunani, homilia, yang berarti percakapan atau homileo, yang berarti bercakap-cakap. Tujuannya adalah menanggapi bacaan liturgi, khususnya bacaan Injil, sebagai pengantar pada perayaan.

Dalam homili, imam menyampaikan sapaan kepada umat untuk menyantap Sabda Allah. Homili mempertemukan umat dengan Allah dan sekaligus membangun iman jemaat. Oleh karena itu, sifat homili adalah biblis, liturgis, kerygmatis, dan dari hati ke hati. Homili memang sangat berbeda dengan khotbah dari agama-agama lain yang cenderung hanya memberikan nasihat-nasihat moralistis. Homili menjadi penting pula, karena hanya pada kesempatan itulah umat meningkatkan imannya di tengah kesibukan sehari-hari.

Ditegaskan oleh Konsili Vatikan II: ”Homili sebagai bagian liturgi sendiri sangat dianjurkan. Di situ hendaknya sepanjang tahun liturgi diuraikan misteri-misteri iman dan kaidah-kaidah hidup kristiani berdasarkan teks Kitab Suci. Oleh karena itu, dalam Misa hari Minggu dan hari Raya Wajib yang dihadiri umat, homili jangan ditiadakan, kecuali bila ada alasan yang berat” (SC, 52). Bahwa homili adalah bagian integral dari perayaan liturgi, ditegaskan lagi, antara lain oleh Hukum Kanonik 767, PUMR No 65 dan Sacramentum Caritatis No 46: ”Homili adalah bagian dari kegiatan liturgis”.

Jelaslah, untuk berhasil membawakan homili, pertama sekali imam harus sungguh menghayati Perayaan Ekaristi sambil didukung sebelumnya oleh renungan Kitab Suci secara pribadi, studi, dan doa. Namun tetap diingat, Kitab Suci yang ditafsir secara ilmiah maupun renungan pribadi, sangat berbeda ketika Kitab Suci itu disampaikan dalam homili sebagai kegiatan liturgis. Karena homili meneruskan Sabda Allah yang dibacakan dan didengarkan dalam liturgi, dan sekaligus menafsirkannya demi pertumbuhan iman umat yang berdoa dalam Perayaan Ekaristi. Sabda Allah dalam homili disantap oleh umat, menjadi bagian hidupnya, dan meresap ke dalam jiwa raganya. Oleh karena itu, homili hendaknya didukung oleh sikap doa. ”Jika tanpa pengalaman rohani pribadi akan Allah, terlebih dalam doa, setiap homili hanya akan menjadi suatu kata-kata kering, tanpa daya pewartaan dan hanyalah suatu teori kosong belaka” (Krispuwarna Cahyadi SJ, Benediktus XVI, Yogyakarta: Kanisius, 2010, hal. 165).

Dalam menyampaikan homili, cukup saja imam berdiri di mimbar. Homili disampaikan dengan bahasa kata, dengan sintaksis kalimat tunggal. Sintaksis kalimat majemuk bisa membingungkan dan mengaburkan maknanya. Bahasa kata bisa sedikit dibantu dengan bahasa badan (mimik dan pantomimik). Tidak perlu terlalu banyak gerak, apalagi mondar-mandir ke sana-kemari, sampai turun dari panti imam. Tidak perlu menggunakan LCD, karena homili bukan ceramah. Tidak perlu meniru cara ”talk show”, karena liturgi bukan untuk show. Tak perlu diganti dengan drama, karena bukan pentas seni. Homili dalam liturgi Katolik tidak sama dengan khotbah dalam kebaktian ekumenis dan sangat berbeda dengan khotbah Perayaan Idul Fitri. Hanya uskup, imam, dan diakon boleh menyampaikan homili. Berdirinya imam di mimbar sudah merupakan simbol tersendiri.

Umat pun mendengarkan homili dengan sikap doa. Mereka merayakan Kristus yang hadir dan bersabda kepada mereka. Liturgi adalah tempat yang tepat untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Dan, jika liturgi sungguh dihayati, maka sulit sekali umat memberikan evaluasiterhadap homili. Evaluasi terhadap homili setelah Misa, cenderung rasionalisasi. Maka, kita pun tidak menerima begitu saja setiap kritik negatif dari umat terhadap homili. Mungkin saja umat keliru membandingkan homili dengan khotbah dalam agama-agama lain. Mungkin saja umat tidak menempatkan homili sebagai bagian integral dalam Perayaan Ekaristi.

Keberhasilan homili adalah berkat kuasa Allah; bukan karena sesuai selera umat; bukan pula karena kehebatan public speaking seorang imam. Rasul Paulus mengingatkan: ”Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan bukti bahwa Roh berkuasa, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (I Kor. 2:4-5).

Kalau imam menyampaikan homili dengan sikap doa dan umat pun mendengarkan homili sebagai doa, maka hasilnya adalah pujian dan syukur kepada Allah. Karena keberhasilan homili tidak terletak pada kehebatan seorang imam, tetapi pada kekuatan Allah.

making-sweetness POSTED BY Name AT 05.25 | 0 Komentar

making-sweetness MARS MISDINAR SANTO GABRIEL

Kami Putera Puteri Altar Santo Gabriel
Siap melayani Tuhan
Dengan semangat yang berkobar-kobar
Bekerja bahu membahu . . .

Cinta Tuhan , cinta sesama
Itu semboyan kami
Patuh pada ajaran Tuhan dan pada orang tua . . .

PUTERA PUTERI ALTAR SANTO GABRIEL BERTEKAD TUK TETAP JAYA . . .

Kami Putera Puteri Altar Santo Gabriel
Tak mudah berputus asa
Berlandaskan pada ajaran Tuhan
Bekerja di depan altar . . .

Cinta Tuhan , cinta sesama
Itu semboyan kami
Patuh pada ajaran Tuhan dan pada orang tua . . .


PUTERA PUTERI ALTAR SANTO GABRIEL BERTEKAD TUK TETAP JAYA . . . :)

Label:

making-sweetness POSTED BY Name AT 05.18 | 0 Komentar

making-sweetness Macam-Macam Minyak Suci
Minggu, 07 Agustus 2011 making-sweetness Back to the top

OC (Oleum Cathechumenorum) minyak untuk para katekumen/calon baptis. 
SC  (Sanctum Chrisma) minyak untuk penerimaan Sakramen Krisma. 
OI   (Oleum Infirmorum) minyak untuk pengurapan orang sakit.

making-sweetness POSTED BY Name AT 04.35 | 0 Komentar

making-sweetness Peralatan - Peralatan Ekaristi

Sebagai seorang misdinar , kita tidak hanya sekedar menggunakan peralatan ekaristi saja. Melainkan , kita juga harus mengerti kegunaan-kegunaan peralatan yang kita gunakan secara misa . Setiap misa , kita pasti akan menemukan peralatan seperti dibawah ini :



















LILIN : Melambangkan Yesus Kristus, Sang Terang Dunia



















CALICE / PIALA : Tempat imam meminum anggur saat perayaan ekaristi.
PURIFICATOIO / PURIFICATORIUM : Kain persegi panjang untuk mengeringkan piala.
PATENA : Piring kecil yang digunakan untuk menaruh hosti besar saat perayaan ekaristi.
Ostia / HOSTI : Tubuh Kristus yang di santap oleh imam saat perayaan ekaristi.
PALLA : Kain linen putih yang keras,digunakan untuk menutup piala dan patena,
CORPORALE / KORPORAL : Kain yang dibentangkan diatas meja altar sebagai alas piala, dan sibori.





CIBORIUM / SIBORI : Piala besar dengan tutup untuk menyimpan Sakramen Maha Kudus.












CRUETS / AMPUL : Cangkir kecil yang berisikan air dan anggur.

















CHASUBLE / KASULA : Jubah yang dikenakan Imam pada saat perayaan ekaristi.

 









THURIBLE / WIRUG : Alat yang digunakan untuk pendupaan pada saat perayaan misa.













NAVIKULA  : Wadah yang dipakai untuk menaruh serbuk dupa.













SACRAMENTARIUM : Buku pegangan imam yang berisikan tata cara perayaan ekaristi

making-sweetness POSTED BY Name AT 04.08 | 0 Komentar

making-sweetness Definisi Misdinar
Jumat, 05 Agustus 2011 making-sweetness Back to the top




Misdinar adalah pelayan altar dimana tugasnya sebagian besar membantu jalannya perayaan ekaristi berlangsung terutama di panti imam. Kehadiran misdinar dalam misa memberikan aura khusus yang dapat membuat misa lebih agung. Tanpa kehadiran misdinar memang misa dapat berjalan, namun terasa ada sesuatu yg kurang *cie elah*. Kalian semua dapat merasakan kemeriahan suatu perayaan ekaristi jg karena adanya peran misdinar.

Tugas misdinar tidak semudah yang banyak orang pikirkan, sebenarnya pelayan altar(miss=altar, dinent=pelayan) sungguh-sungguh bertugas dari awal misa hingga akhir, mereka semua harus peka dan aktif terhadap semua yg terjadi di altar.

Label:

making-sweetness POSTED BY Name AT 19.42 | 0 Komentar

making-sweetness Santo Tarsisius . . . Pelindung Putera-Puteri Altar


    Di Roma, sekitar tahun 250, agama kristiani dilarang di sana, bahkan Kaisar Valerianus memerintah polisi Roma untuk mencari orang-orang yang percaya kepada Kristus untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh. Meski banyak orang kristiani banyak yang terbunuh, tetapi banyak murid-murid Kristus yang tetap setia tidak mau mempersembahkan korban kepada para berhala Romawi. Dalam situasi semacam itu, orang-orang kristiani hanya berani berkumpul pada malam hari di “katakomba”, yaitu teras kuburan bawah tanah membentuk gang yang panjang dari beberapa kuburan dalam satu gua. Di sana pulalah orang-orang kristiani biasa melakukan Ekaristi atau Misa.

    Pada waktu itu, ada seorang pemuda kristiani yang setiap pagi, sebelum fajar menyingsing dengan riang gembira menuju ke tempat tersebut dengan berjalan kaki melintasi lorong-lorang kota Roma untuk melayani imam merayakan Ekaristi. Suatu pagi seperti biasa, Tarsisius ke sana untuk melayani imam merayakan Ekaristi. Hari itu Paus sendiri yang mempersembahkan Ekaristi, namun orang yang hadir hanya sedikit, sebab beberapa hari yang lalu, banyak orang kristiani yang ditangkap. Beberapa orang terpaksa menyelamatkan diri ke luar kota.
Orang yang hadir pada saat itu adalah orang yang selamat dari pencarian dan pengeledahan polisi Roma saat itu. Selesai Misa, Tarsisius tidak segera pulang, ia membantu mengatur alat-alat Misa. Tarsisius mendengar Paus mengeluh: “Kemarin seorang petugas penjara datang ke mari dengan diam-diam. Ia mengatakan, bahwa saudara-saudara kita yang dipenjarakan ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum mereka dibunuh. Tetapi banyak imam sudah ditangkap. Saya sendiri tidak bisa ke sana, sebab saya sudah dikenal. Mana bisa kami mengabulkan permohonan mereka?”
Tarsisius langsung menghampiri Paus, katanya: “Kenapa Bapa Suci tidak mengutus saya? Saya tidak akan dicurigai.” Paus langsung menjawab: “Jangan nak, kamu masih terlalu muda. Tugas itu terlalu berbahaya untukmu!” Tarsisius tetap bertekat untuk membantu, katanya: “Tetapi setiap pagi saya datang ke mari, Santo Bapa, saya satu-satunya pelayan Misa yang selalu datang. Saya tidak takut. Apalagi hari masih pagi, jalan juga masih sepi.” Melihat semangat itu, Paus akhirnya menyetujui, kata: “Baiklah, kamu boleh coba, tetapi hati-hatilah!”

     Paus berlutut dengan hormat ke depan altar, mengambil beberapa Hosti Suci dan dimasukan dalam sebuah kota kecil yang terbuat dari emas. Kota kecil itu dikalungkan dengan tali di leher Tarsisius yang berlutut di hadapan Paus. Tarsisius segera menutupinya dengan “toga”, yaitu semacam mantol, yang dipakainya.
Tarsisius segera berangkat. Ia memagangi kotak emas itu erat-erat di bawah toga supaya jangan hilang. Hatinya berdebar-debar. Ia merasa bahagia atas kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh Paus sendiri. Dalam hati ia berdoa kepada Yesus, yang sedang di bawanya untuk menghibur para tawanana.
Tapi tanpa disangka-sangka, hari itu beberapa teman Tarsisius telah bangun pagi dan berjalan-jalan. Seorang temannya melihat Tarsisius terburu-buru menghampirinya dan bertanya: “Hai, Tarsisius pagi-pagi begini kamu mau pergi kemana? Kok terburu-buru?” Tarsisius tidak menjawab. Seorang teman Tarsisius yang menyusul bahunya dan bertanya: “Kamu kok tidak seperti biasa, ada apa? Apa yang kamu bawa di bawah toga itu?” Seorang teman malah mencoba menari toga Tarsisius. Toga Tarsisius tersingkap, dan kota emas Hosti Suci terlihat. Temannya yang mengenali benda itu, berkata: “Lihat, sepertinya ia membawa sesuatu dari orang kristiani kepada itu!” Teman-teman Tarsisius mulai berteriak serentak: “Serahkan barang itu, Ayo cepat! Berikan pada kami atau kami ajar!” Tarsisius tidak berkata sepatah katapun, ia juga tidak menyerahkan kotaknya. Kotak itu justru dipertahankan sekuat tenaganya. Ia tidak ingin menyerahkan Tubuh Tuhannya keapda teman-temannya yang tidak beriman itu.
Karena keteguhan hati Tarsisius, teman-temannya menjadi jengkel dan mulai memukul, menendang bahkan melempari Tarsisius dengan batu. Tapi tetap saja kotak itu tidak dilepaskan oleh Tarsisius. Seorang teman Tarsisius sangat jengkel, akhirnya mengayunkan pentung dan memukul kepala Tarsisius. Tarsisius terpelanting jatuh mengucurkan darah. Tepat saat itu suara keras menegur mereka: “Apa yang kalian perebutkan!” diikuti munculnya seorang polisi menghampiri mereka. Teman-teman Tarsisius ketakutan, mereka melarikan diri meninggalkan Tarsisius yang tergeletak bersimbah darah.
Polisi itu menghampiri Tarsisius. Ketika Tarsisius mengenali wajah itu tersenyum. Polisi itu seorang kristiani. Dengan sisa tenaganya Tarsisius menyerahkan Sakramen Mahakudus kepada Polisi itu. Si Polisi mengangguk mengerti. Tanpa mengatakan apapun, polisi itu menerima kotak berisi Sakramen Mahakudus tersebut dan mengalungkan dilehernya sendiri. Si Polisi lalu mengangkat Tarsisius dengan hati-hati dan membawanya ke sebuah rumah orang kristiani terdekat dan meninggalkannya di sana.

      Setelah itu, si Polisi segera pergi ke penjara dan menerimakan Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tidak lama kemudian, Tarsisius meninggal. Luka-luka yang dideritanya terlalu parah. Ia dimakamkan di katakomba Kalikstus, di jalan Apia, dekat makam para Paus. Tarsisius adalah seorang putera altar, yang pada zaman itu dinamakan secara resmi: seorang akolit. Ia seorang putera altar yang menghorbankan hidupnya demi Ekaristi kudus. Karena teladan perjuangannya itu, ia dipilih sebagai pelindung para putera altar. Martir suci yang diperingati setiap tahun pada tanggal 15 Agustus

Label:

making-sweetness POSTED BY Name AT 19.17 | 0 Komentar

◄ Older posts making-sweetness Newer posts ►
Welcome


Welcome to http://misdinarsantogabriel.blogspot.com
Hai guys ^^ Welcome to the misdinar saint gabriel's official blog . Disini kalian semua bisa update schedule misdinar santo gabriel yang terbaru dan pastinya bisa tau lebih banyak apa sih misdinar itu. Jadi,tunggu apalagi . . .

- Your beloved Blog owner
Follow

Google follow widget here. Click me!

Tagboard

No spams and unknown people please.
Tagboard here. Click me!

Affiliates

making-sweetness Friend making-sweetness Friend making-sweetness Friend making-sweetness Friend making-sweetness Friend making-sweetness Friend